Kumpulan Puisi dan Quotes untuk Peringati Hari Pahlawan 10 November

Berikut ini kumpulan puisi dan quotes untuk memperingati Hari Pahlawan. Hari Pahlawan diperingati tepat pada hari ini, Rabu 10 November 2021 Peringatan Hari Pahlawan sebagai momen untuk mengenang kembali jasa dan perjuangan para pahlawan untuk mengusir penjajah dari Indonesia.

Para pahlawan tidak takut mati, demi membela dan melindungi negara. Tanpa jasa para pahlawan yang berkorban untuk negara, Indonesia tidak akan terbebas dari penjajah. Oleh Chairil Anwar

Kami yang kini terbaring antara Karawang Bekasi Tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami Terbayang kami maju dan berdegap hati ? Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu Kenang, kenanglah kami Kami sudah coba apa yang kami bisa Tapi kerja belum selesai, belum apa apa Kami sudah beri kami punya jiwa Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4 5 ribu jiwa

Kami cuma tulang tulang berserakan Tapi adalah kepunyaanmu Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang tulang berserakan Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan dan harapan Atau tidak untuk apa apa Kami tidak tahu, kami tidak bisa lagi berkata Kaulah sekarang yang berkata Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang kenanglah kami Menjaga Bung Karno Menjaga Bung Hatta Menjaga Bung Syahrir Kami sekarang mayat Berilah kami arti Berjagalah terus di garsi batas pernyataan dan impian Kenang kenanglah kami Yang tinggal tulang tulang diliputi debu Beribu kami terbaring antara Karawang Bekasi

Menceritakan tentang perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah. Puisi ini tentu sangat menginspirasi bagi kita semua para penerus bangsa agar selalu semangat membela negara tercinta. Yang Terampas Dan Yang Terputus Oleh Chairil Anwar Di masa pembangunan ini, tuan hidup kembali Dan bara kagum menjadi api Di depan sekali tuan menanti Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali. Pedang di kanan, keris di kiri Berselempang semangat yang tak bisa mati. MAJU

Ini barisan tak bergenderang berpalu Kepercayaan tanda menyerbu. Sekali berarti Sudah itu mati. MAJU Bagimu Negeri Menyediakan api. Punah di atas menghamba Binasa di atas ditindas Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai Jika hidup harus merasai Maju Serbu Serang Terjang

Demi sang negeri Kau korbankan jiwamu Demi sang bangsa Rela kau pertaruhkan nyawamu Maut yang menghadang di medan tempur kau bilang itu hanyalah hiburan Nampak jelas raut wajahmu Tak segelintirpun rasa takut Semangat membara di dalam jiwamu Taklukkan mereka penjajah negeri Harimu yang berwarna merah membara Pembunuhan, pembantaian yang dihiasi bunga api Mengalirkan sungai darah di hadapanmu Bahkan saat mata air darah itu Mengalir dari tubuhmu Namun tak dapat runtuhkan benteng semangat juangmu

Bambu runcing yang selalu setia menemanimu Kaki telanjang penuh luka Pakaian lesuh dengan seribu wangi Basah badanmu kering badanmu Kini menghantarkan bangsa ini Kedalam kemerdekaan yang hakiki Hai kamu wahai penjajah Kamu yang merasa tinggi Kamu semua yang mengusik kedamaian di tanah airku Kamu semua yang hanya peduli akan bangsa sendiri Sudah waktunya kalian pergi dari bumi pertiwiku Pergi Ibu pertiwi sudah tidak kuat lagi Dia sudah tidak kuat dengan darah yang kalian tumpahkan Tidak kuat dengan kejahatan yang kalian nampakkan Tidak kuat dengan alam yang selalu kalian injak Pergi Mungkin memang kalian lebih pandai Mungkin memang kalian bisa memakai senjata dan kendaran baja Mungkin memang kalian bisa menciptakan tipu daya muslihat Mungkin memang kalian penuh dengan kekejaman

Pergi Pergilah sekarang juga Aku tak peduli walau hanya dengan senjata dari bambu Aku tak peduli walau hanya memakai kain lusuh Aku tak peduli darahku tumpah ruah Cucuran keringat di tubuhmu Darah yang mengalir dalam ragamu Tak patahkan semangat juangmu Untuk meraih harapan, kemerdekaan Tekadmu yang membara Dengan gagah tegap kau berdiri Tak pedulikan rasa sakit Demi sang bumi pertiwi ini

Namun… Kini perjuanganmu itu seperti tak berarti Tangisan sedih rakyat kecil menjadi jadi Korupsipun seperti sudah menjadi tradisi Andai kau mengerti bangsa ini sekarang Mungkin senyumu akan menjadi tangismu Mungkin tawamu akan menjadi sedihmu Wahai pahlawanku Maafkan kami yang tak bisa memperbaiki Negara yang merana ini Tapi kami akan berjanji padamu

Merebut kembali kemerdekaan yang hakiki itu Perjuangan dulu menjadi bangsa yang bermartabat Yang sejahtera abadi selamanya Di saat ini hingga nanti Dikutip dari Gramedia , berikut deretan kata kata bijak pahlawan dan perjuangan: 1. Mohammad Natsir

"Untuk mencapai sesuatu, harus diperjuangkan dulu. Seperti mengambil buah kelapa, dan tidak menunggu saja seperti jatuh durian yang telah masak.” 2. Cut Nyak Dien "Dalam menghadapi musuh, tak ada yang lebih mengena daripada senjata kasih sayang."

3. Bung Hatta "Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar. Kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun tidak jujur itu sulit diperbaiki." 4. Jenderal Sudirman

"Robek robeklah badanku, potong potonglah jasad ini, tetapi jiwaku dilindungi benteng merah putih. Akan tetap hidup, tetap menuntut bela, siapapun lawan yang aku hadapi." 5. R.A.Kartini "Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu. Tapi satu satunya hal yang benar benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri."

6. Jenderal Gatot Subroto "Jagalah namamu, jangan sampai disebut pengkhianat bangsa." 7. HOS Tjokroaminoto

"Jika kalian ingin menjadi pemimpin besar, menulislah seperti wartawan dan bicaralah seperti orator." 8. Kapitan Pattimura "Pattimura Pattimura tua boleh dihancurkan tetapi kelak Pattimura Pattimura muda akan bangkit.

9. Bung Tomo "Jangan memperbanyak lawan, tetapi perbanyaklah kawan." 10. Sutan Syahrir

"Hidup yang tidak dipertaruhkan tidak akan pernah dimenangkan." 11. Abdul Muis "Jika orang lain bisa, saya juga bisa, mengapa pemuda pemudi kita tidak bisa, jika memang mau berjuang."

12. Pangeran Pangeran Diponegoro "Hidup dan mati ada dalam genggaman Ilahi. Takdir adalah kepastian, tapi hidup harus tetap berjalan. Proses kehidupan adalah hakikat, sementara hasil akhir hanyalah syariat. Gusti Allah akan menilai ketulusan perjuangan manusia, bukan hasil akhirnya. Kalau pun harus menjumpai kematian, itu artinya mati syahid di jalan Tuhan." 13. Bung Karno

"Kami menggoyangkan langit, menggempakan darat, dan menggelorakan samudera agar tidak jadi bangsa yang hidup hanya dari 2 ½ sen sehari. Bangsa yang kerja keras, bukan bangsa tempe, bukan bangsa kuli. Bangsa yang rela menderita demi pembelian cita cita."

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *